12 Inti Kemampuan Literasi Media Baru

kisanaris.com - Math is simple and fun. Literasi media adalah kemampuan berpikir kritis seseorang dengan menganalisa, mengamati, dan memiliki pengetahuan mengenai media apa yag dikonsumsi, serta apa kegunaannya dan bagaimana isi dari media tersebut dapat dipergunakan dalam kehidupan.

12 Inti Kemampuan Literasi Media Baru

Seseorang tidak dapat dikatakan rendah melek media atau tinggi melek media, karena literasi itu sendiri bersifat kontinum, sehingga semua itu tergantung dari perspektif bagaimana seseorang melihat media dan seperti apa ia menggunakannya apakah dengan baik atau tidak. 

Selanjutnya, Jenkins, et al (2009: 4) muncul merumuskan literasi media baru dengan 12 inti kemampuan literasi media baru, yaitu play, performance, simulation, appropriation, multitasking, distributed cognition, collective intelligence, judgment, transmedia navigation, networking, negotiation, visualization. Berikut penjelasan masing-masing 12 inti kemampuan ini: 

1. Play 

Kemampuan play disini diartikan sebagai kemampuan menggunakan. Menggunakan dalam artian tidak hanya sekedar mengakses, tetapi juga mengeksplor media baru yang digunakan. Menurut Jenkins, pengguna media baru wajib mengeksplorasi dan mengetahui seluk-beluk aplikasi media baru yang digunakan. Hal ini akan membentuk hubungan pengguna dengan pikiran, komunitas dan lingkungan di dalam gadget (interaksi di dalamnya) serta menambah pengetahuan pengguna. 

2. Simulation 

Kemampuan simulation diartikan sebagai kemampuan untuk menginterpretasikan dan menyelewengkan informasi pesan media. Kemampuan ini dicanangkan Jenkins agar manusia dapat berdamai dengan lautan informasi. Kemampuan ini didapatkan melalui bereksperimen, berhipotesis, menguji dengan variabel update. Percobaan langsung seperti ini membuat manusia lebih paham, memperkaya pengalaman dan kemungkinan penemuan-penemuan baru, menguji teori melalui trial and error yang dilakukan, sebagaimana para pakar menemukan dan menyimpulkan sifat dunia virtual. Kesadaran akan pengalaman bersimulasi ini merupakan kelanjutan dari kesadaran aktivitas bermedia yang sudah dilewati pada kemampuan play atau menggunakan media. 
3. Performance 

Performance merupakan kemampuan untuk bermain peran atau mengadopsi alternatif identitas dalam tujuan improvisasi dan penjelajahan mempelajari sesuatu. Sesuatu yang dimaksudkan di sini adalah pengetahuan dan pengalaman seputar menggunakan media baru. Menurut Jenkins, dengan menjalani peran-peran ini dapat menumbuhkan kekayaan pemahaman akan diri manusia itu sendiri dan peran sosialnya, termasuk cara mereka terkoneksi dengan orang-orang di lingkungan maya tersebut, sehingga membantu dan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Kemampuan mengadopsi beragam identitas membuat manusia dapat memahami perspektif orang lain, peran lain, negara lain, saat lain (konteks), interaksi sosial, posisi sosial, baik di dunia nyata ataupun virtual. Oleh karena itu, semakin manusia menguasai kemampuan ini, semakin melek media manusia tersebut.

Baca juga :
Apa Itu Literasi Media?

4. Appropriation 

Kemampuan appropriation diartikan sebagai sebuah proses di mana manusia mengambil sebagian budaya dan menyatukannya dengan berbagai konten media. Bentuknya dapat berupa musik, subtitle, fashion, maupun picture. Semakin manusia menguasi kemampuan ini akan semakin melek media karena dari proses ini manusia mempelajari dan berpikir lebih dalam tentang budaya yang akan digunakan, etika dan implikasi legal dari mengkreasikan konten media. 

5. Multitasking 

Multitasking adalah kemampuan memindai lingkungan dan mengalihkan fokus ke detail-detail elemen pesan. Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam kemampuan ini. Pertama, atensi atau perhatian, yaitu kemampuan mengkritisi, menyaring informasi asing dan fokus ke rincian paling detail dari lingkungan informasi itu, sehingga mencegah keberlimpahan informasi dengan mengontrol informasi yang masuk ke dalam memori jangka pendek manusia. Kedua, memindai dan memetakan informasi ke dalam kategorinya masing-masing, sehingga dapat mengurangi masuknya informasi ke memori jangka pendek. 

Keduanya dipekerjakan oleh otak untuk memanajemen kendala memori jangka pendek secara cerdas dengan menyaring dan memetakan pesan/informasi yang masuk. Kemampuan multitasking meningkatkan metode memonitor dan merespon lautan informasi yang beredar di sekitar kita. Konteks dunia yang beralih cepat oleh hadirnya media baru melatarbelakangi kemampuan ini. Manusia harus dapat membedakan antara mengerjakan tugas dengan mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus (multitasking). 
6. Distributed cognition 

Distributed cognition adalah kemampuan berinteraksi dengan penuh makna dengan peralatan (media baru) yang memperluas kapasitas mental manusia sehingga perspektif kemampuan ini adalah membawa kecerdasan terdistribusi antara otak, badan dan dunia nyata. 

7. Collective intelligence 

Collective Intelligence adalah kemampuan untuk menyatukan pengetahuan dan membandingkan pendapat dengan orang lain menuju tujuan bersama. Dalam media baru, seringkali terbentuk komunitas yang terjadi akibat ketertarikan akan suatu hal. 

8. Judgment 

Judgment adalah kemampuan mengevaluasi keandalan dan kredibilitas sumber-sumber informasi yang berbeda. Meskipun informasi dibagi dari orang-orang yang mempunyai ketertarikan yang sama (dalam komunitas misalnya), belum tentu informasi yang beredar didalamnya kredibel. 

9. Transmedia navigation 

Transmedia navigation adalah kemampuan untuk mengikuti aliran cerita dan informasi antara beberapa pengandaian. Dalam era konvergensi, konsumen menjadi pemburu dan pengumpul informasi, untuk menarik informasi dari beberapa sumber dan membuat sintesis baru. Oleh karena itu manusia harus mahir membaca dan menulis melalui gambar, teks, sounds dan simulasi. Cerita transmedia yang paling dasar adalah yang diceritakan di beberapa media. Kemampuan ini meningkatkan pembelajaran untuk memahami relasi antar sistem media yang berbeda. 

10. Networking 

Networking adalah kemampuan untuk mencari, menyintesis dan menyebarkan informasi. Dalam dunia di mana pengetahuan diproduksi secara kolektif dan komunikasi terjadi antar media, kapasitas untuk berjejaring muncul sebagai sebuah kemampuan sosial dan budaya. Kemampuan ini meningkatkan kemampuan untuk berselancar antar komunitas sosial yang berbeda. Partisipasi dalam komunitas sosial yang berskala besar menjadi investasi dalam mengumpulkan dan mencatat data untuk pengguna lainnya. Keaktifan partisipasi dibutuhkan dan bergantung pada etos sosial untuk berbagi pengetahuan. Yang lainnya bergantung pada analisis otomatis perilaku kolektif (dari faktor sosial dan psikologis). 

11. Negotiation 

Negotiation adalah kemampuan untuk melayari beragam komunitas, memahami dan menghargai beragam perspektif serta berpegang dan mengikuti berbagai norma di setiap komunitas. Arus komunikasi dalam media baru dapat membuat budaya berjalan dengan mudahnya. Manusia dapat membentuk komunitas bahkan tanpa saling mengenal sebelumnya, keberagaman budaya di dalamnya dapat menjadi permasalahan. Sehingga manusia akan membagun pemahaman tentang konteks keberagaman budaya yang terjadi dalam komunitas. Konteks ini dibaca melalui prasangka dan asumsi yang sudah ada pada masing-masing anggota (tidak semua orang dapat menerima keberagaman). 

Hal ini juga beresiko menimbulkan konflik nilai dan norma. Belum lagi permasalahan seperti munculnya grup games yang pemainnya merupakan gay atau lesbi. Oleh karena itu manusia harus dapat bernegosiasi untuk memahami berbagai perspektif, menghormati dan merangkul perbedaan pandangan, memahami perbedaan norma sosial, meredakan konflik dengan menyatukan pendapat. Dengan menguasai kemampuan ini juga manusia dapat mengenali konten media mana yang mengabadikan stereotype (ras, kelas, etnis, agama dan sebagainya) dan berkontribusi terhadap kesalahpahaman sehingga manusia tersebut tidak akan melakukannya (melek media). Negosiasi dalam hal ini ada dalam dua jalan, yaitu terhadap perbedaan perspektif dan terhadap keberagaman komunitas. 

12. Visualization 

Visualization adalah kemampuan untuk membuat dan memahami representasi visual informasi dalam tujuan mengekspresikan ide, menemukan pola-pola dan mengidentifikasikan trend. 

Kemampuan literasi media memiliki cara-cara agar dapat ditingkatkan. Hal yang yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kepekaan terhadap media dengan mengkaji bagaimana menggunakan media, jika memungkinkan perlu untuk melakukan pencatatan terhadap waktu yang digunakan dalam mengonsumsi pesan-pesan media dalam sehari, media yang paling sering digunakan, maksud atau tujuan menggunakan media, dan imbalan yang kita peroleh dalam menggunakan media.

Baca juga :
Gunung Sinabung Kembali Meletus
Penyebab Kematian Stephen Hawking?
Sri Mulyani Menjadi Menteri Terbaik Dunia


0 Response to "12 Inti Kemampuan Literasi Media Baru"

Post a Comment