Contoh Resensi (Critik) Jurnal Psikologi Pendidikan 
| 
JUDUL | 
PENGARUH PENDEKATAN PERILAKU KOGNITIF TERHADAP TINGKAT     PENYESUAIAN DIRI SISWA DIKELAS VII SMP
  NEGERI 29 MAKASSAR | 
| 
JURNAL | 
JPPK (Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Konseling) | 
| 
DOWNLOAD | 
http://ojs.unm.ac.id/index.php/jppk/article/download/1354/pdf_9 | 
| 
Volume dan Halaman | 
Volume 1 nomor 1. Hal 28-38 | 
| 
Tahun | 
2015 | 
| 
Penulis  | 
Siti Rahmi | 
| 
Reviewer  | 
Haris Hamonangan Siburian | 
| 
Tanggal | 
25 maret 2017 | 
| 
Abstrak Penelitian | 
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui gambaran tingkat
  penyesuaian diri siswa sebelum dan sesudah pendekatan perilaku kognitif di
  SMP Negeri 29 Makassar dan Pengaruh pendekatan perilaku kognitif terhadap
  tingkat penyesuaian diri siswa di SMP Negeri 29 Makassar. 
Subjek Penelitian: Siswa kelas VII SMP Negeri 29
  Makassar dengan jumlah siswa 240 orang. 
Assesment Data: Teknik analisis data yang digunakan
  adalah (1) analisis deskriptif untuk menggambarkan penyesuaian diri siswa
  sebelum dan sesudah perlakuan, dan (2) uji Wilcoxon Signed Ranks Test untuk
  mengetahui pengaruh pendekatan perilaku kognitif terhadap tingkat penyesuaian
  diri siswa. 
Kata Kunci: Perilaku kognitif, dan Penyesuaian diri. | 
| 
Pendahuluan | 
Penyesuaian diri di sekolah adalah upaya anak untuk
  melakukan interaksi dengan tuntunan dari lingkungan sekolah. Usaha untuk
  melakukan penyesuain diri memerlukan sejumlah keterampilan sosial sehingga
  anak mampu menyelesaikan masalah di sekolah, yang diantaranya adalah tuntutan
  dari guru, teman, dan lingkungan sekolah. Siswa yang mengalami penyesuaian
  diri yang rendah akan sangat merugikan siswa itu sendiri dan lingkungannya,
  karena anak-anak yang memiliki konsep diri yang negatif, ia percaya bahwa ia
  termasuk orang yang sakit, tidak disukai, dan tidak mampu. Sebagaimana yang
  dikemukakan Corey (Engkoswara, 2010: 22) bahwa mereka memandang dunia sebagai
  tempat yang mengancam. 
Schneiders (2010) mengemukakan beberapa kriteria
  penyesuaian diri yang tergolong baik (good adjustment) yang ditandai dengan:
  Motivasi, Sikap terhadap realitas, dan Pola dasar penyesuaian diri. Runyon
  & Haber (siswanto, 2007) menyebutkan bahwa penyesuaian diri yang
  dilakukan individu memiliki empat aspek sebagai berikut: Pertama, Persepsi
  terhadap realitas. Kedua, Gambaran diri yang positif. Ketiga, Kemampuan
  mengekspresikan emosi dengan baik. Keempat, Hubungan interpersonal yang baik. 
Persepsi, pikiran dan keyakinan semuanya dianggap
  bersifat kognitif, sehingga pola pembentukan perilaku yang sebelumnya dalam
  pendekatan perilaku adalah stimulus respon, maka dalam perilaku kognitif
  menjadi rangkaian stimulus kognisi respon. Hasil penelitian yang mengkaitkan
  fungsi kognisi dan emosi dan suatu perilaku, dapat dijelaskan bahwa respons
  psikofisiologis yang dialami seseorang terjadi karena suatu peristiwa
  pembangkit yang menyebabkan penilaian kognitif dan rangsangan otonomik, yang
  akan menghasilkan rangsangan yang terhayati dan keyakinan emosional atas
  peristiwa tersebut (Atkinson, 1999). Sedangkan Corey (2009) bahwa jika
  pendekatan perilaku kognitif dipandang sebagai proses pendidikan, maka
  konselor berfungsi sebagai guru yang mengajarkan strategi untuk berpikir
  logis, sedangkan konselinya berperan sebagai siswa yang mempraktekkan
  keterampilan yang didapat dari terapi dalam kehidupan sehari-hari. 
                Pendekatan
  perilaku kognitif dibangun atas dasar bahwa manusia memiliki potensi
  berpikir, baik yang rasional maupun irrasional. Beck (Aryani, 2008))
  menyatakan bahwa kognitif menitikberatkan cara berpikir individu yang
  mengalami distorsi dan penilaian kognitif (cognitive appraisal) terhadap
  sebuah peristiwa dapat secara negatif mempengaruhi perasaan dan perilaku
  individu, dengan tujuan untuk menggantikan penilaian konseli yang mengalami
  distorsi terhadap peristiwa-peristiwa yang dialami dengan penilaian yang
  lebih adaptif dan realistis.  
                Pendekatan
  perilaku kognitif yang digunakan dalam penelitian ini adalah restrukturisasi
  kognitif dan modeling partisipan.  
                Restrukturisasi
  kognitif. Konsep dasar restrukturisasi kognitif adalah proses belajar untuk
  menyangkal distorsi kognitif atau kesa-lahan berpikir, dengan tujuan
  menggantikan pikiran seseorang yang tidak rasional, keyakinan kontra-faktual
  yang akurat dan dominan. Restrukturisasi kognitif adalah suatu cara untuk
  menata kembali pikiran yang menimbulkan atau menyebabkan irrasional pada
  individu sehingga berakibat adanya penyesuaian diri yang rendah.  
Dasar pemikiran yang digunakan dalam restrukturisasi
  kognitif adalah upaya untuk memperkuat keyakinan dan kepercayaan yang
  realistis. Tujuannya (1) mengubah keyakinan-keyakinan irasional menjadi
  rasional, (2) mengurangi pikiran-pikiran negatif, dan (3) mengubah proses
  berpikir disfungsional, (Burns dalam Aryani, 2008). 
Restrukturisasi kognitif merupakan salah satu teknik
  yang berfokus pada modifikasi pikiran-pikiran yang maladaptif pada individu.
  Restrukturisasi kognitif menggunakan asumsi respon-respon perilaku dan emosi
  yang tidak adaptif dipengaruhi oleh keyakinan dan persepsi konseli. Tujuan
  dari implementasi teknik restrukturisasi kognitif adalah membangun pola pikir
  yang lebih sesuai atau adaptif. Restrukturisasi kognitif memusatkan perhatian
  pada upaya mengidentifikasi dan mengubah kesalahan kognisi atau persepsi
  konseli tentang diri dan lingkungan. Kesalahan kognitif diekspresikan melalui
  pernyataan diri yang negatif, yang mengindikasikan adanya pikiran, pandangan,
  dan keyakinan yang tidak rasional. 
Modeling partisipan, merupakan metode belajar dengan
  cara mengalami atau memperhatikan perilaku orang lain, tentu model perilaku
  yang akan ditiru siswa hendaknya yang positif dan sesuai dengan tujuan siswa
  itu sendiri. 
Cormier & Cormier (Abimanyu & Manrihu 2006: 50)
  mendefinisikan modeling “sebagai prosedur di mana seseorang dapat belajar
  melalui mengobservasi tingkah laku orang lain”. Modeling digunakan sebagai
  strategi terapi untuk menghilangkan rasa takut. Modeling adalah suatu komponen
  dari suatu strategi dalam mana konselor menyediakan demonstrasi tentang
  tingkah laku yang menjadi tujuan. Tujuan yang dimaksud adalah bagaimana
  seorang konseli mengamati perilaku model dalam diri siswa lain yang
  menampilkan perilaku baru dalam penyesuaian diri. 
Modeling memiliki dampak yang sangat besar terhadap
  perkembangan kepribadian. Seseorang belajar bersikap assertif, percaya diri,
  atau mandiri melalui observasi kepada orang lain yang menampilkan sikap-sikap
  seperti itu. Proses imitasi ini, dipengaruhi oleh adanya kesamaan antara yang
  mengimitasi dengan model atau karena tingkah laku model itu memberikan dampak
  yang positif. Orang lain yang menjadi model adalah teman yang dipilih konseli
  itu sendiri yang dapat dijadikan model dalam berperilaku. 
                Perry
  & Furukawa (Abimanyu & Manrihu: 2006) mendefenisikan modeling sebagai
  proses belajar melalui observasi dimana tingkah laku dari seorang individu
  atau kelompok, sebagai model, berperan sebagai rangsangan bagi
  pikiran-pikiran, sikap-sikap, atau tingkah laku sebagai bagian dari individu
  yang lain yang mengobservasi model yang ditampilkan. | 
| 
Metode Penelitian | 
Langkah Penelitian: Dilakukan pengumpulan data yang
  dibutuhkan dalam penelitian dengan menggunakan alat pengumpulan data yang
  meliputi skala penyesuaian diri (angket) dan observasi. Untuk mengetahui
  pengaruh pendekatan kognitif terhadap tingkat penyesuaian diri maka peneliti
  menggunakan penelitian Pre-experimental design. Setelah data hasil analisis
  angket penyesuaian diri terkumpul. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
  perilaku kognitif dengan teknik restrukturisasi kognitif - modeling
  partisipan terhadap tingkat penyesuaian diri maka diuji menggunakan Uji
  Wilcoxon dengan membandingkan perbedaan hasil analisis pretes dan postes
  hasil skala untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa. Proses analisis data
  menggunakan bantuan program SPSS 16 dengan uji statistik Wilcoxon. 
Hasil Penelitian:  
Dari perbedaan skor tingkat penyesuaian diri siswa
  sebelum dan sesudah pendekatan perilaku kognitif, diperoleh perhitungan Z
  dimana statistik uji Z -3,061 dan nilai Sig. (2tailed) adalah p = 0,002 <
  0,05. Hasil uji tersebut secara statistik dapat dikatakan bahwa ada pengaruh
  positif pendekatan perilaku kognitif terhadap tingkat penyesuaian diri.
  Kesimpulan yang dapat diambil adalah ada pengaruh yang positif pendekatan
  perilaku kognitif dengan teknik restrukturisasi kognitif - modeling
  partisipan terhadap tingkat penyesuaian diri. 
Daftar Pustaka  :  
Gibson. & Marianne. Introduction to Counseling
  and     
Guidance. First Published 2008. 
Pearson Education, Inc. Di terjemahkan oleh: Yudi
  Santoso.  
2011. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka
  Pelajar.  
Calhoun & Acocella. 1990. Psychology of Adjustment
  and  
Human Relationship 3rd Edition. New York : Mac
  Graw-Hill.  
Inc.  
Schneiders. 2010. Faktor dan Proses Penyesuain Diri
  Remaja.  
(http://www. Schnei-ders.Scribd.com). Di akses 31 Maret
   
2011.  
Sudrajat. 2008. Psikologi Pendidikan: Artikel
  Behaviorisme  
(online),     
Vol.1.No.1.(http://akhmadsudrajat.wordpress.com).
  Diakses  
tanggal 31 Maret 2011).  
Atkinson. 1999. Introduction to Psychology (Pengantar  
Psikologi. 11th ed). \Terjemahan Lyndon Saputra. Batam  
Centre: Interaksara.  
Corey, G. 2009. Theory and Practice of Counseling and  
Psychotherapy. Eight Edition. Australia: Brooks/Cole  ju 
Cengage Learning. 
Cohen, L. Manion, L. & Morrison, K. 2007. Research
  Methods  
in Education. Sixth Edition. New York: Routhledge.  
Abimanyu, S. & Manrihu, Moh. T. 2006. Teknik dan  
Laboratorium Konseling, Jilid II. Makassar: Badan
  Penerbit  
UNM.  
________. 2009. Teknik dan Laboratorium Konseling, Jilid
  II.  
Makassar: Badan Penerbit UNM.  
Mahmud, A. 2005. Penerapan Konseling Kelompok  
Berwawasan Gender untuk Meningkatkan Rasa Keberhasilan  
dalam Karir (Career Self-Effecaty) Siswa: Studi Pra- 
Experimental di SMU Negeri 9 Makassar. Disertasi. tidak
   
diterbitkan. Universita Negeri Malang.  
Willis. 2009. Konseling Keluarga (Family Counseling),  
Bandung: Alfabeta.  
Ali, Mohammad. & Asrori. 2009. Psikologi Remaja;  
Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara. (CBM)
   
Untuk Mengelola Stres Belajar Siswa. Disertasi.tidak  
diterbitkan Malang: Program  | 
| 
Analisis Jurnal | 
Kekuatan             :Jurnal
  ini telah berhasil dalam melakukan penelitiannya dimana jurnal ini
  menunjukkan bahwa pada kegiatan pertama dan kedua latihan restrukturisasi
  kognitif dan modeling partisipan terdapat beberapa siswa yang masih tampak
  ragu dan kurang percaya diri. Penelitian yang dilakukan membuat siswa berusaha
  untuk dapat mempraktekkan model yang diperagakan seorang konselor dengan
  dilengkapi naskah skenario restrukturisasi kognitif dan modeling partisipan.  
Kelemahan         :
  Dalam penelitian yang dilakukan langkah-langkah penelitiannya tidak tersirat
  dengan jelas. Pada penulisan jurnal terdapat beberapa penggunaan kata yang
  salah. | 
| 
Kesimpulan | 
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
  diuraikan sebelumnya ada pengaruh pendekatan perilaku kognitif terhadap tingkat
  penyesuaian diri siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan perilaku
  kognitif dengan teknik restruktuisasi kognitif dan modeling partisipan
  memberi pengaruh yang positif terhadap tingkat penyesuaian diri siswa. | 
| 
Saran | 
Sebaiknya sebagai bahan referensi untuk mengkaji lebih
  dalam tentang layanan bimbingan dan konseling disekolah yang terkait dengan
  pengaruh pendekatan perilaku kognitif. Hendaknya hasil penelitian ini menjadi
  bahan informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang
  Bimbingan Konseling yang terkait tentang upaya meningkatkan penyesuaian diri
  siswa. | 
| 
Referensi | 
Rahmi, Siti. 2015. Pengaruh Pendekatan Perilaku
  Kognitif Terhadap Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Dikelas Vii Smp Negeri 29
  Makassar. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling. Volume 1, Nomor 1,
  halaman 28-38. | 
0 Response to "Resensi Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Konseling | Kritik jurnal"
Post a Comment