Buku Filsafat Ilmu Pengetahuan | Ringkasan

kisanaris.com - Math is simple and fun. Berikut adalah ringkasan buku filsafat ilmu pengetahuan sebagai referensi untuk mengkritik atau mengadakan resensi buku.

Ringkasan Buku Filsafat Ilmu Pengetahuan

A. Identitas Buku
Judul buku      : FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN 
Penulis            : Prof. Dr. H. Jalaluddin 
Penerbit           : Rajawali Press 
ISBN               : 978-979-769-537-8 
Tahun Terbit    : 2013 
Jumlah Halaman : 329 halaman

B. Ringkasan Isi Buku 

BAB I : PENDAHULUAN 

Filsafat atau falsafat berasal dari kata Philore dan Shopia dari bahsa Yunani kuno. Philore berarti cinta dan Shopia berarti kebijaksanaan, kebaikan, kebenaran, cinta, hikmah. Filosof adalah orang yang mencintai hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Juga mencari hakekat sesuatu, berusaha menautkansebab dan akibat serta berusaha melakukan penafsiran atas pengalaman-pemgaaman manusia. 

BAB II : PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP BAHASAN FILSAFAT PENDIDIKAN 

A. Pengertian Filsafat 
Filsafat adalah pandangan yang menyeluruh dan sistematis. Menyeluruh karena filsafat bukan hanya sekedar pengetahuan melainkan juga suatu pandangan yang dapat menembus sampai di balik pengetahuan itu sendiri. Sistematis karena filsafat menggunakan berfikir secara sadar, teliti, teratur sesuai dengan hokum-hukum yang ada. 

Filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika), bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma,serta agama) dan dengan sedalam-dalamnyasehingga sampai ke dasar-dasar persoalan. 

Filsafat merupakan cara berfikir radikal, sistematis, menyeluruh dan mendasar untuk suatu permasalahan yang mendalam. 

Filsafat merupakan lapangan pemikiran dan penyelidikan manusia yang amat luas (komprehensif). Meskipun kesimpulan-kesimpulan filsafat bersifat hakiki namun masih relative dan subjektif. 
B. Pengertian Filsafat Pendidikan 

Filsafat pendidikan adalah aktifitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat tersebut sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan. 

Filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar fundamental, baik yang menyangkut daya piker9intelektual) maupun perasaan (emosional) menuju kea rah tabi’at manusisa, maka filsafat juga bias diartikan teori umum pendidikan. 

Filsafat pendidikan adalah ilmu yang hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan. Sehingga filsafat pendidikan adalah aplikasi sesuatu analisa filosofis terhadap bidang pendidikan. 

Dalam hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan, maka filsafat pendidikan memiliki batasan-batasan sebagai berikut: 
a. Filsafat pendidikan merupakan pelaksana pandangan filsafat dan kaidah filsafat dalam bidang pengalaman kemanusiaan yang disebut pendidikan 
b. Mempelajari filsafat pendidikan karena kajian tersebut sangat pendting dalam mengembangkan pandangan terhadap proses pendidikan dalam upaya memperbaiki keadaan pendidikan. 
c. Filsafat pendidikan memiliki kepercayaan, andaian, konsep yang terpadu satu dan yang lainnya terhadap masalah pendidikan. 

BAB III 

Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan (the Mother of Sciences) pada mulanya mampu menjawab segala pertanyaan tentang segala sesuatu dan segala masalah yang berhubungan dengan alam semesta, manusia, deng segala problematikanya. Namun karena banyak permasalahan yang tidak dapat diselesaikan dengan filsafat maka muncullah cabang ilmu yang lain. Misal filsafat pendidikan. 

A. Perkembangan Pemikiran Filsafat Spiritualisme Kuno 

Hindu 

Pemikiran spiritualisme = adanya konsep karma dan reinkarnasi. Alam semesta ini penuh rahasia dan manusia didalamnya merupakan suatu yang mat kecil, namun memiliki arti yang besar. Sehingga manusia didorong untuk menyelidiki dan memahami alam semesta dan isinya. 

Budha (Sidarta Gautama) 

Meskipun ajaran budha telah disebut sebagai agama tetapi sebenarnya ia bukanlah agama karena tidak ditemukan ajaran tentang tuhan. Dalam kitab Tripitaka terdapat 8 ajaran yang akan membawa manusia menjadi mulia dan sempurna. Apabila manusia melakukan pelanggaran maka akan sengsara. Karena secara filsafat agama ini berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang ada si sunia ini terliputi oleh sengsara yang disebabkan oleh cinta yang berlebihan. 

Yahudi 

Tanda –tanda pemikiran filsafat: 
Penguraian bentuk-bentuk penindasan moral dari monotheisme, peredaran, kebenaran dan bernilai tinggi. 
Kaum yahudi sangat mementingkan pendidikan bagi generasinya Karena hal pokok dan lebih penting dari kekuatan militer serta adanya ganjaran-ganjaran di surga. 

Selama 200 tahun, doktrin-doktrin monotheisme dan pengajaran-pengajaran etis yang penting dari orang-orang yahudi dan telah meresapi pikiran-pikiran para ahli filsafat dan para pendidik dengan menyangkut jiwa dan memberi harapan bagi masa depan kemanusiaan. 

Pemikiran Filsafat Pendidikan Menurut Socrates 

Sacrotes (Athena, 470-399 SM) merupakan pemikir besar kuno yang memiliki gagasan-gagasan filosofisnya dan pengajarannya dalam dunia pendidikan. 

Prinsip-prinsip dasar pendidikan menurut Sacrotes adalah metode dialektis, dasar teknis pendidikan yang direncanakan dan mendorong seseorang belajar untuk berfikir cermat, untuk menguji coba diri sendiri dan untuk memperoleh pengetahuannya. 

Tujuan pendidikan :merangsang penalaran yang cermat dan disiplinmental yang akan menghasilkan perkembangan intelektual yang terus-menerus dan standar moral yang tinggi.

Baca juga :
Ringkasan Buku Media Pembelajaran

Pemikiran Filsafat Pendidikan Menurut Plato 

Plato (427-347 SM) adalah murid Sacrotes. Pendidikan adalah tugas suatu bangsa yang harus dilaksanakan untuk kepentingan Negara dan perorangan, pendidikan itu memeberikan kesempatan kepadanya untuk penampilan kesanggupan diri pribadinya. Bagi Negara ia bertanggung jawab untuk memberikan perkembangan kepada warganya, dapat berlatih, terdidik, dan merasakan bahagia dalam menjalankan peranannya guna melaksanakan kehidupan kemasyarakatan.

Pemikiran Filsafat Pendidikan Menurut Aristoteles (367-345 SM) 

Aristoteles adalah murid Plato. Pendidikan harus didapatkan oleh setiap orang agar ia hidup baik. Pendidikan bukanlah semata-mata soal akal tetapi member bimbingan kepada perasaan-perasan yanglebih tinggi, supaya mengarah diri kepada akal, sehingga dapat dipakai akal guna mengatur nafsu-nafsu. 

Pendidikan yang baik adalah yang mempunyai tujuan untuk kebahagiaan, kebahagiaan tertinggi adalah kebahagiaan spekulatif. 

Prinsip pokok pendidikan adalah pengumpulan serta penelitian fakta-fakta suatu belajar induktif, suatu pencarian objektif akan kebenaran sebagai dasar dari semua ilmu pengetahuan. 


BAB IV : BEBERAPA ALIRAN FILSAFAT MODERN DITINJAU DARI ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI 

A. Pengertian Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi 

Ontologi = ilmu hakikat ang menyelidiku alam nyata dan bagaimana keadaan sebenarnya. 

Epistemologi = pengetahuan yang berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti apakah pengetahuan, cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan dan jenis-jenis pengetahuan 

Aksiologi = menyangkut nilai-nilai yang berupa pertanyaan apakah yang baik dan yang buruk. 

B. Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan Modern 

1) Aliran Progesivisme 
Mengakui dan berusaha mengembangkan progresivisme dalam semua realita terutama dalam kehidupan adalah tetap survive terhadap semua tantangan hidup manusia, harus praktis dalam melihat sesuatu dari segi keagungannya. Tokoh-tokoh aliran ini adalah William James, John Dewey, Hans Vaihinger, Ferdinant Schiller dan George Santayana. 

Pandangan ontologi 
Asal keduniaan adalah kehidupan realita yang amat luas tidak terbatas sebab kenyataan lama semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. 

Pengalaman adalah perjuangan sebab hidup adalah tindakan dan perubahan-perubahan. Manusia akan tetap hidup dan berkembang jika ia mampu mengatasi perjuangan, perubahan, dan berani bertindak. 

Pandangan Epistemologi 
Pengetahuan diperoleh manusia baik secara langsung melalui pengalaman dan kontak dengan segala realitadalam hidupnya atau pengetahuan yang diperoleh melalui catatan. 

Semakin sering menghadapi tuntutan lingkungan dan makin banyak pengalamansemakin besar peersiapan untuk menghadapi tuntutan zaman. 

Pandangan Aksiologi 
Nilai itu benar atau salah, baik atau buruk data dikatakan ada bila menunjukkan kecocokan dengan hasil pengujian yangdialami manusia dalam pergaulan. 

Pandangan kurikulum progessivisme 

Kurikulum dipusatkan pada kurikulum eksperimental, oleh karena itu manusia harus belajar dari pengalaman. Progessivisme tidak menghendaki adanya mata pelajaran yang diberikan terpisah, melainkan harus berintegrasi dalam unit, dan metode yang diutamakan adalah problem solving. 

Kurikulum yang baik harus memenuhi beberapa hal: 
A. Kurikulum harus dapat meningkatkan kualitas hidup anak didik sesuai denga jenjang pendidikan 
B. Kurikulum yang dapat membina dan mengembangkan potensi anak didik 
C. Kurikulum sanggup mengubah perilaku anak didik menjadi kreatif, adaptif, dan kemandirian 
D. Kurikulum bersifat fleksible berisi tentang berbagai macam bidang studi. 

Pandangan progessivisme tentang budaya 

Kebudayaan adalah hasil budi manusia. Manusia sebagi makhluk berakal dan berbudidaya selalu berupaya melakukan perubahan-perubahan. 

Filsafat progessivisme memiliki konsep manusia memiliki kemampuan-kemampuan yang memecahkan problema-problema hidup, telah mempengaruhi pendidikan, dimana dengan pembaharuan pendidikan telah mempengaruhi manusia untuk maju (pogress). Sehingga semakin tinggi tingkat berfikirnya maka semakin tinggi pula peradapan manusia. Akibatnya anak-anak tumbuh menjadi dewasa, masyarakat yang sederhana dan terbelakang menjadi masyarakat yang kompleks dan maju.

Baca juga :
Bentuk Aliran Filsafat Moderen

2) Aliran Essensialisme 

Essensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang sejak awal peradapan umat manusia. Idealisme dan realisme adalah aliran filsafat yang membentuk corak essensialisme. Essensialisme muncul pada zaman renaissance. 

Pandangan ontologi essensialisme 

Sifat khas dari ontologi esensialisme adalah suatu konsepsinbahwa dunia ini di kuasai oleh tatanan yang cela, yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula. Ini berarti bahwa bagaimanpun bentuk, sifat, kehendak dan cita-cita manusia haruslah disesuaikan dengan tatanan tersebut. Secara filosofis esensialisme dilandasi oleh prisip-prinsip klasik dari filsafat realisme dan idialisme moderen. Ontologinya dapat disebut realisme objektif, yang berpendapat bahwa kenyataan adalah sebuah pokok (subtansi) mater atau idialisme objektif yang berpandangan bahwa kenyataan itu pada pokoknya bersifat rohaniah. 

Pandangan epistemologi essensialisme 

Epistemologi essensialisme pada tingkat tertinggi merupakan teori persesuaian pengetahuan, yang meyakini bahwa kebenaran tampil mewakili atau sesuia dengan fakta objektif. Realisme memperhatikan pandangan tiga aliran psikologi yaitu assosianesmi, behavorisme, dan koneksionisme. Lazimnya metosde yang digunakan dalam aliran psikologi ini adalah menerapkan metode ilmu alam. 

3) Aliran Perennialisme 

Pandangan Ontologi Perenialisme 

Secara ontologis, perenialisme membedakan suatu realita dalam aspek-aspek perwujudannya. Benda individual di sini adalah benda sebagaimana yang tampak di hadapan manusia dan yang ditangkap dengan panca indra seperti batu, lembu, rumput, orang dalam bentuk, ukuran, warna, dan aktivitas tertentu. Esensi dari suatu kualitas menjadikan suatu benda itu lebih intrinsik daripada fisiknya, seperti manusia yang ditinjau dari esensinya adalah makhluk berpikir. Sedangkan aksiden adalah keadaan-keadaan khusus yang dapat berubah-ubah dan sifatnya kurang penting dibandingkan dengan esensial. 

Dengan demikian, segala yang ada di alam semesta ini, seperti manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, merupakan hal yang logis dalam karakternya. Setiap sesuatu yang ada tidak hanya merupakan kombinasi antara zat atau benda, tapi juga merupakan unsur potensialitas dengan bentuk yang merupakan unsur aktualitas. 

Sejalan dengan apa yang dikatakan Poedjawijatna, bahwa esensi dari kenyataan itu adalah menuju ke arah aktualitas, sehingga makin lama makin jauh dari potensialitasnya. Bila dihubungkan dengan manusia, maka manusia itu setiap waktu adalah potensialitas yang sedang berubah menjadi aktualitas. Dengan peningkatan suasana hidup spiritual ini, manusia dapat makin mendekatkan diri menuju tujuan (teleologis) untuk mendekatkan diri pada supernatural (Tuhan) yang merupakan pencipta dan tujuan akhir. 

Pandangan Epistemologis Perenialisme 

Perenialisme berpangkal pada tiga istilah yang menjadi asas di dalam epistemologi yaitu truth, self evidence, dan reasoning. Bagi perenialisme truth adalah prasyarat asas tahu untuk mengerti atau memahami arti realita semesta raya. Sedangkan , self evidenceadalah suatu bukti yang ada pada diri (realita, eksistensi) itu sendiri, jadi bukti itu tidak pada materi atau realita yang lain. Dan pengertian kita tentang kebenaran hanya mungkin di atas hukum berpikir (reasoning), sebab pengertian logis misalnya berasal dari hukum-hukum berpikir. 

Pandangan Aksiologi Perenialisme 

Menurut Plato, manusia secara kodrat memiliki tiga potensi: nafsu, kemauan, dan pikiran. Maka pendidikan hendaknya berorientasi pada ketiga potensi tersebut dan pada masyarakat, agar kebutuhan yang ada pada setiap lapisan masyarakat bisa terpenuhi. Dengan demikian, hendaknya pendidikan disesuaikan dengan keadaan manusia yang mempunyai nafsu, kemauan, dan pikiran. Dengan memperhatikan hal ini, maka pendidikan yang berorientasi pada potensi dan masyarakat akan dapat terpenuhi. 

4) Aliran Rekonstruksionisme 

Berasal dari bahasa inggris reconstruct yang berarti menyusun kembali. Adalah aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern 

Pandangan ontologi 

Memandang bahwa realita itu bersifat universal, yang mana realita itu ada di mana dan sama di setiap tempat. Tiap realita sebagi substansi selalu cenderung bergerak dan berkembang dari potensialitas menuju aktualitas (teknologi). Memandang bahwa alam metafisika merujuk dualisme: bahwa alam ini mengandung hakikat materi dan hakikat rohani. 

Dibalik gerak realita sesungguhnya terdapat kausalitas sebagai pendorongnya dan merupakan penyebab utama (kausa Prima yaitu Tuhan). Tuhan adalah aktualitas murni yang sama sekali sunyi dan substansi. 

Pandangan Epistemologi 

Untuk memahami realita alam nyata memerlukan suatu azas tahu dalam arti bahwa tidak mungkin memahami realita tanpa melalui pengalaman dan hubungan dengan realita terlebih dahulu melalui penemuan suatu gerbang ilmu pengetahuan. 

Pandangan Aksiologi 

Dalam proses interaksi sesama manusia, diperlukan nilai-nilai. Begitu juga halnya dalam hubungan manusia dengan sesamanya dan alam semesta tidak mungkin melakukan sikap netral, akan tetapi manusia sadar ataupun tidak sadar telah melakukan proses penilaian, yang merupakan kecenderungan manusia. Tetapi, secara umum ruang lingkup (scope) tentang pengertian “nilai” tidak terbatas. 

Neo-Thomisme memandang bahwa etika, estetika dan politik sebagai cabang dari filsafat praktis, dalam pengertian tetap berhubungan dan berdasarkan pada prinsip-prinsip dari praktek-praktek dalam tindakan-tindakan moral, kreasi estetika dan organisasi politik. 

Aristoteles memandang bahwa kebajikan dibedakan menjadi dua macam, yakni kebajikan intelektual dan kebajikan moral, kebajikan moral merupakan suatu kebajikan berdasarkan pembiasaan dan merupakan dasar dari kebajikan intelektual. 

BAB V : HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN 

Filsafat sering dikonotasikan sebagai sesuatu yang bersifat prinsip yang dikaitkan dengan pandangan hidup yang mengandung nilai-nilai dasar. Berbicara mengenai ilmu maka tidak bisa lepasdari pendidikan yang mana meyakini tentang eksistensi pendidikan yang sifatnya umum sampai kepada yang khusus, makin hari diperkuat dengan perkembangan metode pengukuran dan cara analisis yang dapat menghasilkann data yang dipercaya. 


Teori Kebenaran Menurut Pandangan Filsafat Dalam Bidang Ontologi, Epistemologi Dan Aksiologi 

1) ONTOLOGI 

Ontologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang realitas. Realita mengenai kenyataan, yang selanjutnya menjurus pada hakikat kebenaran.

Untuk mengetahui realitas semesta didalam ruang lingkup ontologi yang jelas maka dibedakan antara metafisika dan kosmologi 

a. Ontologi secara epistemologi berarti di balik atau dibelakang fisika maka yang diselidiki adalah hakikat realita menjangkau sesuatu di balik realita karena metafisika ingin mengerti sedalam-dalamnya. 

b. Kosmologi tentang realita à kosmos yaitu keseluruhan sistem alam semesta dan keosmologi terbatas pada realita yang lebih nyata dalam arti alam fisika yang material yang memperkaya kepribadian manusia di dunia tidaklah di alam raya dan sisinya. Dalam arti bahwa sebagai pengalaman sehari-hari akan tetapi sesuatu yang luas, realita fisi spiritual yangtetap dinamis. 

Di dalam pendidikan, pandangan ontologi secara praktis menjadi masalah utama karena anak bergaul dengan lingkungannya. Sehingga anak perlu dibimbing kepada pengertian untuk memahami realita dunia nyata dan membina kesadaran tentang kebenaran yang berpangkal pada realita yang ada. 

2) EPISTEMOLOGI 

Epistemologi adalah nama lain dari logika material atau logika mayor yang membahas dari isi pikiran manusia yakni pengetahuan. Epistemologi memberikan kepercayaan dan jaminan bagi guru bahwa ia memberikan kebenaran kepada murid-murid. Epistemologi adalah pengetahuan bagaimana kita mengetahui benda-benda. 

3) AKSIOLOGI 

Aksiologi adalah suatu bidang yang meyelidiki nilai-nilai(value) yaitu moral, ekspresi keindahan, dan kehidupan sosial politik. 



0 Response to "Buku Filsafat Ilmu Pengetahuan | Ringkasan"

Post a Comment